Rakor Karhutla, Begini Arahan Kepala BNPB untuk Pemerintah Jambi
Jambi - Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi kembali digelar di Aula Rumah Dinas Gubernur Jambi, Senin (23/9/2019) malam. Rakor kali ini dihadiri langsung oleh Kepala BNPB Republik Indonesia Letnan Jendral Doni Monardo, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan, Gubernur dan para Bupati/Wali Kota Se Provinsi Jambi, Danrem 042 Batang Hari, Kapolda dan Kapolres Se Provinsi Jambi serta para Kepala OPD terkait.
Gubernur menjelaskan bahwa Satgas Terpadu Penanganan dan Pengendalian Karhutla se Provinsi Jambi telah melakukan berbagai upaya untuk memadamkan karhutla, namun tantangan yang dihadapi sulit, dan saat ini kabut asap masih pekat.
Fachrori mengatakan, upaya-upaya yang dilakukan Satgas Terpadu Karhutla diantaranya pemadaman darat, pemadaman lewat udara, pembuatan sekat kanal dan sumur bor.
Fachrori menuturkan, sebagian besar lahan yang terbakar di Provinsi Jambi adalah APL (Areal Peruntukan Lain) dan lahan gambut, namun kawasan hutan dan mineral juga ada yang terbakar, yakni APL 1.167 Ha, 819 Ha lahan gambut, lahan mineral 813 Ha, dan 435 Ha kawasan hutan, dan yang terbakar di wilayah Timur dan Tengah mencakup 8 kabupaten. Fachrori berharap kedepannya pencegahan karhutla terus diperkuat, termasuk dengan bantuan pemerintah pusat.
Dalam arahannya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo sangat menekankan pencegahan lebih baik dari pemadaman, meskipun tahun ini musim kemarau yang panjang. Doni Monardo mengusulkan agar pemerintah bisa menerbitkan Inpres yang berkaitan dengan kewajiban daerah untuk menyusun contingency plan (rencana darurat) terkait kebencanaan, termasuk penanganan karhutla, dan mungkin satu daerah akan berbeda dengan daerah lain.
“Maka ketahui masalah, kenali potensinya, cari jalan keluarnya,” tegas Doni Monardo.
Doni Monardo menekankan dan mengingatkan bahwa daerah dengan seluruh komponen harus benar-benar maksimal dalam pencegahan karhutla, dan yang dapat dilakukan dalam menanggulangi karhutla di saat ini, termasuk karhutla yang di Jambi adalah mengerahkan segala sumber daya yang ada, bersatu padu dan berkolaborasi menangani karhutla.
“Kedepan Inpres tentang Karhutla juga perku diintegrasikan, terus ada perbaikan, sehingga dari hulu ke hilir akan ada satu kesatuan komando,” ungkap Doni Monardo.
Doni Monardo mengungkapkan, kerugian akibat tsunami Aceh 7 miliar Dolar AS, sedangkan kerugian akibat kabut asap tahun 2015 mencapai 16,1 miliar Dolar AS.
Doni Monardo mengungkapkan, BNPB tidak cukup hanya masuk kedalam hal-hal yang bersifat teknis, tetapi juga sesuatu yang lebih strategis, sehingga semua upaya pencegahan dan mitigasi masuk kedalam satu sistem, dan untuk itu diperlukan kolaborasi dan kerjasama yang terintegrasi oleh semua komponen.
Doni Monardo menyatakan, lahan yang terbakar pada tahun 2019 ini (per tanggal 31 Agustus 2019) 328.000 Ha, terbesar bukan di Sumatera dan juga bukan di Kalimantan, tetapi di NTT, tetapi tidak ada kabut asap di NTT karena yang terbakar adalah lahan mineral, lahan bebatuan, di atasnya ilalang.
Doni menyebutkan, luas lahan yang terbakar di Provinsi Jambi Jambi 11.000 Ha, dalam 11.000 Ha itu hampir 6 ribu Ha gambut.
“Kedepan, bagaimana kita membuat konsep jangka panjang agar generasi kita bisa mengenali dan menikmati kekayaan hutan. Jagalah alam, maka alam akan menjaga kita,” tutup Doni Monardo.
Sumber: jambi.tribunnews.com
- Selasa, 24 September 2019 | 15:04:39 WIB