MUI Tanjab Timur Hentikan Aktivitas Perguruan Tapak Wali

Muara Sabak - Dari hasil pertemuan yang berlangsung selama empat jam, disepakati kegiatan perguruan Tapak Wali dihentikan hingga guru besar mereka bisa memberikan keterangan.

Pertemuan yang berlangsung di aula kantor Kesbangpol Tanjab Timur tersebut berakhir sekira pukul 13.45 WIB. Tim pengawasan aliran kepercayaan dan keagamaan Tanjab Timur, bersama Forum Kerukunan Antar Umat Beragama melalui MUI langsung melakukan konferensi pers dari hasil pertemuan mereka.

Dari hasil pertemuan yang melibatkan beberapa kepala cabang dari perguruan Tapak Wali, diduga aktivitas mereka mengadung faham menyimpang. Meski demikian pihak MUI belum berani mengeluarkan fatwa terkait ajaran perguruan tersebut menyimpang atau tidak.

"Kita MUI sendiri belum bisa mengeluarkan fatwa atau keputusan apakah sesat atau menyimpang terkait ajaran perguruan tersebut. Karena kita masih akan menunggu penjelasan lebih dalam dari guru besar paguyuban tersebut," jelas Ketua MUI Tanjung Jabung Timur Asad Arsyad kepada tribunjambi.com dalam konferensi persnya.

Dari hasil pertemuan tadi disepakati untuk menghentikan sementara aktivitas di paguyuban pencak silat Tapak Wali. 

"Untuk sementara paguyuban tersebut dihentikan segala kegiatannya hingga tanggal 25 Februari mendatang, dimana ditanggal tersebut guru besar Tapak Wali akan datang ke sini untuk memberikan penjelasan," ujarnya.

Dikatakannya pula, paguyuban tersebut bukan asli dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur, melainkan cabang dari perguruan silat yang berada di Sulawesi Tenggara.

Paguyuban seni bela diri, seni tenaga dalam pernapasan Tapak Wali tersebut didirikan oleh seorang tuan guru bernama Abdull Aziz berasal dari Sulawesi Tenggara. Yang telah merambah beberapa wilayah di Provinsi Jambi diantaranya di Kabupaten Tanjab Timur dan Tanjab Barat.

Dimana dari hasil rapat sehari sebelumnya disepakati pada hari ini dilakukan rapat kembali dengan menghadirkan para kepala koordinator perguruan tersebut yang tersebar di beberapa Kecamatan.

Dalam rapat tersebut, tim menemukan sebuah buku kajian yang mereka sebut ilmu toriqat. Yang belum diketahui pasti penggunaannya dan ajaran yang disampaikan.

"Ketika kita meminta mereka untuk menjelaskan terkait buku tersebut tidak satupun dari perwakilan paguyuban tersebut mau menjelaskan, dan sepakat menunggu guru besarnya yang menjelaskan," pungkasnya.

 

Sumber: jambi.tribunnews.com